Senin, 21 Desember 2015

KONSEP DAN REALISASI TAWAKKAL ((dapat dari komputer))


KONSEP DAN REALISASI TAWAKKAL

I.             PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sekarang tidak lepas dari berbagai kesulitan, pekerjaan, pembelajaran juga dalam aktifitas sehari-hari itu semua tergantung pada seorang yang mengalaminya. Dalam hal tersebut tawakkal merupakan jalan terbaik untuk mensukseskan  berbagai hal tersebut, dalam arti menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, atas semua yang dikuasainya, dan mengharap  semua urusan dan usaha dapat terselesaikan berkat adanya penyerahan diri kepada Allah Swt, karena dengan tawakkal bisa mencapai tempat yang terhormat, menyenangkan dan menentramkan. Juga karena tawakkal menjadi media komunikasi bathiniyyah hati seseorang dengan Allah Swt.
II.          RUMUSAN MASALAH
Dari judul diatas kami akan mengulas tentang berbagai masalah diantaranya adalah:
1.          Apakah konsep tawakkal itu?
2.          Bagaimana realisasi tawakkal itu?
III.       PEMBAHASAN
A.    Konsep Tawakkal
Tawakkal ialah bergantungnya hati kepada Allah SWT. secara sungguh-sungguh dalam meraih kemaslahatan dan mencegah kemadharatan, baik yang berhubungan dengan dunia (duniawi) maupunakhirat (ukhrowi).[1]
Selain itu tawakkal berarti pengandalan hati kepada Tuhan yang maha pelindung, karena segala sesuatu tidak keluar dari ilmu dan kekuasaan-Nya. Sedangkan selain Allah tidak dapat membahayakan dan tidak memberi manfaat.[2]
Begitu juga tawakkal bermaksud mewakilkan semua urusan. Apabila dikaitkan tawakkal ila Allah berarti menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt, setelah melalui beberapa usaha keras. Tawakkal merupakan tempat berteduh manusia dalam menjalani semua aktivitas keduniawiaan. Dengan tawakkal seorang mampu mencapai tempat yang terhormat, menyenangkan dan menentramkan, karena tawakkal menjadi media komunikasi bathiniyah hati seseorang dengan Allah Swt, yang paling berhak menjadi tumpuan kepasrahan hamba-Nya. Tawakkal akan melahirkan kesabaran seseorang dalam menerima suatu kenyataan yang disertai dengan syukur kepada Allah Swt.[3]
Dari pengertian dan konsep tawakkal diatas, maka derajat-derajat tawakkal dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu:
1.      Keyakinan kepada Allah seperti keyakinan kepada wakil yang telah dikenali kebenarannya, kejujuran, perhatian, petunjuk, dan kasih sayangnya.
2.      Kepadanya terhadap Allah Swt, seperti keadaan anak kecil terhadap ibunya. Ia tidak mengenal selain ibunya dan dalam segala urusan hanya mengandalkannya. Ia adalah pikiran pertama yang terlintas dihatinya. Kedudukan ini menuntut manusia untuk tidak berdo’a dan tidak memohon kepada selain Allah Swt, karena percaya pada kemurahann dan kasih sayangnya.
3.      Seperti pucatnya orang sakit yang bisa terus berlangsung  dan terkadang lenyap.[4]
Syeihk Abu Ali Al-Daqqaq berkata “Tawakkal sifat orang beriman, Taslim sifat para wali, dan meyerahkan segenap urusan kepada Allah (Tafwidl) adalah sifat ahli tauhid. Tawakkal adalah sifat kaum awam, taslim adalah sifat manusia-mansia Khawash, dan tafwidh adalah sifat manusia Khawashul Khawas. Beliau juga berkta “Tawakkal kepada Allah adalah sifat para nabi” taslim adalah sifat Nabi Ibrahim dan tafwidh adalah sifat Nabi kita Muhammad SAW.[5]
Allah SWT telah menganjurkan untuk bertawakkal kepada-Nya dalam Q. S. Ali-Imran ayat, 122-123.
إذ همّت طائفتان منكم ان تفشلا، والله وليّهما، وعلى الله فليتو كّل الموء منون . ولقد نصركم الله ببدر وأنتم أذلّة. فااتقواالله لعلكم تشكرون.
Artinya: Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
Ayat tersebut mengisahkkan perang Uhud dan Badar, dimana Bani Salamah dari suku Khazraj dan Bani haritsah dari suku Aush, keduanya dari barisan keum Muslimin. Mereka berperang menghadapi kaum Quraisy yang masih kafir kepada Allah Swt. Melihat musuhnya begitu banyak dan kuat (karena kaum Quraisy berjumlah 3000 pasukan dan kaum Muslimin 950 pasukan)[6] dengan disertai dengan perlengkapan lengkap kaum muslimin hendak mundur perang karena jumlahnya terlalu sedikit dan alat perangnya juga tidak mencukupi. Namun demikian Allah Swt telah menjanjikan untuk kemenangan (perang badar) sehingga akhirnya pun perang badar dimenangkan oleh kaum Muslimin.
B.     Realisasi Tawakkal
Allah Swt, berfirman dalam Q. S. At-Thalaq, ayat : 2-3 yang berbunyi sebagai berikut.
ومن يتّق الله يجعل له مخرجاً. ويرزقه  من حيث لا يحتسب، من يتوكّل على الله فهو حسبه.
Artinya : Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Dari ayat diatas, barang siapa benar-benar telah merealisasikan taqwa dan tawakkal, maka sudah cukup baginya  untuk memperoleh kemashlahatan dunia dan agamanya (akhiratnya).[7]
Ayat tersebut juga mengajarkan kepada manusia untuk tetap menyadari dan meyakini bahwa manusia diwajibkan untuk berusaha dalam meraih apa yang dicita-citakan dengan sekuat tenaga, akan tetapi ketentuan tetap berada di tangan (kekuasaan) Allah Swt.
Demikian pula siswa dalam belajar walaupun sudah sungguh-sungguh tidak semua ilmu yang dipelajari pasti diraihnya. Dengan demikian siswa tidak boleh malas dan sombong menjadi pangkal hilang kemanfaatan ilmu. Tawakkal bagi siswa  menjadi suatu kewajiban untuk meraih kesuksesan duniawi dan ukhrawi. Tawakkal ini merupakan  aksioma, keyakinan, mendalam yang harus dimilikinya sehingga siswa tidak merasa beban dalam belajar.[8] Karena keutamaan orang yang mencari ilmu itu besar sekali seperti dalam bait berikut:


من  في الطريق للتعلم يسلك         فإلى الجنان له طريق سهّلا
وملا ئك تضع الجناح له             يسعى رضاً بمرا مه متقبّلا            
Artinya:  Barang siapa yang berjalan di suatu jalan karena mencari ilmu, maka dimudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat meletakkan sayapnya untuknya, ketika Ia  berangkat karena ridlo dengan tujuan yang diterima.[9]
Selain itu juga dipesankan dalam ajaran Islam bahwa orang yang berilmu jangan sampai takut dan susah terhadap masalah duniawiyah, karena hal yang demikian itu dapat mendatangkan musibah dan mara bahaya. Takut kepada duniawiyah tidak bisa menghasilkan  suatu manfaat melainkan akan menjadikan jauhnya hati kepada Allah Swt.
Dalam konteks kehidupan sekarang, nilai-nilai tawakkal siswa kepada Allah Swt cukup dirasa menurun. Ini dapat dimaklumi  bahwa  model pendidikan sekarang ada yang berbentuk formal, informal dan non formal. Untuk pendidikan yang berbentuk formal mengikuti kurikulum pemerintah, tentunya nilai-nilai tawakkal tidak banyak disentuh atau diajarkan kepada siswa, padahal bentuk pendidikan formal jumlah siswanya sangat banyak di tanah air ini.
Untuk mengantisipasi lepasnya nilai-nilai ajaran tawakkal tersebut, pendidikan formal hendaknya integratif secara seimbang antara kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah enjadi trend model pendidikan sekarang. Kompetensi afektif berupa meningkatkan ,sikap etika, sopan santun, budi pekerti yang positif kepada siswa, sehingga siswa mampu melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar.[10]


IV.       KESIMPULAN
-          Tawakkal merupakan bergantungnya hati kepada Allah Swt. dan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt, setelah melalui berbagai usaha keras yang nantinya menjadikan seseorang mampu mencapai tempat yang terhormat.
-          Derajat-derajat tawakkal  meliputi  tiga kategori yaitu, keyakinan kepada Allah, keadaannya terhadap Allah Ta’ala  seperti halnya keadaan anak kecil terhadap ibunya dan seperti halnya orang sakit yang bisa terus berlangsung dan terkadang lenyap.
-          Realisasi tawakkal kita tetap meyadari dan meyakini bahwa manusia dianjurkan dan diwajibkan untuk berusaha untuk meraih apa-apa yang telah dicita-citakan dengan sekuat tenaga, akan tetapi ketentuan itu tetap berada di gtangan (kekuasaan) Allah. Begitu juga seorang siswa dianjurkan tawakkal dalam belajar walaupun sudah sungguh-sungguh tetapi masih saja mendapat kesulitan dalam belajar. Dan tawakkal tersebut merupakan kewajiban untuk meraih kesuksesan, juga keyakinan yang mendalam agar siswa tidak merasa   terbebani ketika belajar.
V.          PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami sampaikan, kami yakin masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan makalah selanjutnya, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, amiin.







REFERENSI
Ø  Al-Ghozali, Imam, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin,  Pustaka Amani, Jakarta, 1995.
Ø  Al-Maliky, Syeikh Ahmad As-Showi, Asyiyah Al-Allamah As-Showi Ala Tafsiri Al-Jalalaini, Toha Putra, Semarang, 1998.
Ø  An-Naisaburi, Imam Al-Qraisy, “Risalatul Qusyairiyah” Risalah Gusti Surabaya, 1999.
Ø  Faried, Ahmad, Dr., Menyucikan Jiwa (Konsep Ulama’ Salaf)” Risalah Gusti, Surabaya, 1997.
Ø  Hamid, Abdul Jalil Jalil, K. H., “Tasawuf Petunjuk Kejalan Kebenaran” Apollo, Surabaya, 1996.
Ø  Hamka “Tasawuf Modern” Pustaka Panjimas, Jakarta, 1990.
Ø  Thoifuri, Drs., Pesan-pesan Pendidikan Profetik (Pendekatan Filosofis dan Fungsiona), Media Ilmu Press, Kudus, 2007.




[1] Ahmad Faried, Menyucikan Jiwa Konsep Ulama’ Salaf” Risalah Gusti, Surabaya, 1997, hal. 111.
[2] Imam Al-Ghozali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin” Pustaka Amani, Jakarta, 1995, hal. 290.
[3] Thoifuri, Pesan-pesan Pendidikan Profetik (Pendekatan Filosofis dan Fungsional) Media Ilmu Press, Kudus, 2007, hal. 117.
[4] Imam Al-Ghozali, Op. Cit. hal. 291.
[5] Imam Al-Quraisy Al-Naisabury “Risalatul Qusyairiyah (Induk Ilmu tasawuf)” Risalah Gusti, Surabaya, 1999, hal. 184.
[6] Ahmad As-Showi Al-Maliky, “Nasyiyah Al-Allamah As-Showi Al-Tafsir Al-Jalalaini” Toha Putra, Semarang, 1998, jilid I, hal. 176-177.
[7] Ahmad Faried, Op. Cit. hal. 111.
[8] Thoifuri, Op. Cit. hal. 118-119.
[9] Abdul Jalil Jalil Hamid, “Tasawuf Petunjuk Kejalan Kebenaran” Apollo, Surabaya, 1996, hal. 73.
[10] Thoifuri, Loc. Cit. hal. 120-124.

Rabu, 16 Desember 2015

Guyon Indonesia

WONG INDONESIA KUWI HEBAT!!!Pekara BERAS PLASTIK kok dadi ributPadahal,Wis suwe awake dhewe mangan IWAK GABUS yo biasa2 wae....Mangan TONG SENG wetenge yo ora opo2...Mangan SEGO KUCING yo doyan...Wong Semarang mangan GANJEL REL...Wong Palembang mangan KAPAL SELAM...Wong Bali biasa mangan SAYUR PAKU...Bocah2 SD wis kulina mangan MOLEN...Meh kabeh wong Indonesia yo wis tau mangan BANGKU SEKOLAHAN ben pinter jarene...Nyatane yo podho selamet lan makmur uripe...Wong Jowo MANGAN BETON yo sehat2 wae wetenge...Ngombe kopi karo teh dicampur GULO PASIR yo sik sehat kok... malah ono sing nganggo GULO BATU...Sing mangan KETOPRAK yo ono...Mangan BAKSO GRANAT lan BAKSO RUDAL yo eco mawon...Mangan KACANG ATOM yo sehat... ora mbledhos koyo Hiroshima Nagasaki...OSENG2 MERCON yo podho doyan...PUTRI SALJU yo diemplok...RONDO ROYAL, TEMPE KEMUL yo enak ae... ora opo2...SAMBEL SETAN wae dipangan... nganti setane yo bingung... arep mangan nganggo sambele sopo...Cah cilik2 dho seneng mangan KEMBANG GULO lan ENDOK CECAK... mulo cecak e podho mumet ora nduwe cemilan maneh...Dho seneng mangan PERMEN KARET nyatane isih tetep podho sehat kabeh... Ora opo2...�Saking rakuse, telek kucing ya kolu. Kuping gajah dikemil. Balung kethek ya tedhas.Jiaann jan menungsa ki opo sing ra doyan.
Malam jum'at santao sedelok